kpiiaihpancornewscom - Ribath Imam Al-Ghazali NWDI menggelar kegiatan bakti sosial dalam rangka Haul ke-XI dengan tema “Bersama untuk Sesama Merajut Ukhuwah” yang dipusatkan di Komplek Ribath Imam Al-Ghazali, Kelurahan Sekarteja, Sabtu, 6 Desember 2025.
Kegiatan ini meliputi santunan anak yatim piatu, khitanan gratis, dan pengobatan gratis sebagai bentuk kepedulian sosial sekaligus penguatan peran ribath dalam menghadirkan manfaat nyata dan langsung bagi masyarakat.
Pelaksanaan bakti sosial ini didukung berbagai pihak, antara lain Pemerintah Daerah Lombok Timur, MIM Foundation, LIDI Foundation, Pengurus Masjid Al-Ittihad Sekarteja, LKS Pulih Jiwa Pancor Bermi, Alumni Ribath Imam Al-Ghazali, serta sejumlah mitra lainnya yang turut berkontribusi secara sukarela demi menyukseskan kegiatan tahunan ini.
Mudir Ribath Imam Al-Ghazali, TGH Munawir Ghazali, menjelaskan bahwa sejak awal ribath dibangun di atas tiga corak utama, yakni pendidikan, sosial, dan dakwah. Selama ini, aspek pendidikan dan dakwah berjalan sangat aktif melalui program belajar mengajar, pengajian, serta pembinaan santri. Namun aspek sosial perlu diperkuat agar ribath tidak hanya menjadi pusat ilmu, tetapi juga pusat kepedulian dan pelayanan masyarakat. “Kegiatan bakti sosial ini bukan sekadar rangkaian peringatan haul, tetapi wujud kesadaran bahwa problem sosial hari ini semakin kompleks dan membutuhkan perhatian bersama,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa masih banyak keluarga kurang mampu yang kesulitan mengakses layanan kesehatan dasar, termasuk biaya khitan bagi anak-anak mereka. Di tengah birokrasi pelayanan kesehatan yang masih dianggap rumit oleh sebagian masyarakat, kehadiran khitanan gratis dan pengobatan gratis menjadi solusi cepat dan tepat sasaran. Di sisi lain, perhatian terhadap anak yatim juga menjadi bagian penting dari kegiatan ini. “Anak yatim adalah amanah yang Allah sendiri tekankan dalam Al-Qur’an untuk dijaga, diperhatikan, dan disayangi. Mengabaikan mereka bukan hanya masalah sosial, tetapi juga menyangkut tanggung jawab moral dan religius,” ujarnya.
Pelaksanaan santunan anak yatim piatu tahun ini menjangkau tiga kelurahan, yaitu Pancor, Sekarteja, dan Sandubaya. Langkah ini menunjukkan bahwa manfaat kegiatan tidak hanya terpusat di sekitar ribath, tetapi juga menyentuh wilayah lain yang membutuhkan. Panitia menargetkan 200 penerima santunan, sedangkan pengobatan gratis diperkirakan diikuti sekitar 250 peserta, berdasarkan antusiasme masyarakat pada kegiatan sebelumnya. Untuk khitanan gratis, panitia menyiapkan metode sunat konvensional dengan jumlah pendaftar awal 5 peserta, dan jumlah ini terbuka untuk bertambah sesuai kebutuhan masyarakat.
Dalam kesempatan tersebut, TGH Munawir Ghazali menyoroti pentingnya memahami persoalan sosial secara lebih jernih. Menurutnya, bencana alam sering kali lebih cepat menarik perhatian publik karena terlihat jelas dampaknya, sementara bencana sosial seperti kemiskinan tersembunyi, keterbatasan akses kesehatan, serta kurangnya perhatian terhadap anak yatim sering kali dianggap bukan keadaan darurat. Padahal, kata beliau, kondisi tersebut sangat fundamental untuk diatasi. “Bakti sosial ini bukan sekadar bantuan sesaat, tetapi upaya membangun kembali kepedulian dan kesadaran bahwa merawat masyarakat adalah tugas bersama, bukan tanggung jawab satu pihak saja,” tegasnya.
Menutup pernyataannya, TGH Munawir Ghazali berharap kegiatan sosial semacam ini dapat menjadi program rutin dengan cakupan yang lebih luas pada tahun-tahun mendatang. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat, lembaga pemerintah maupun swasta, serta organisasi kemanusiaan untuk terus bersinergi dalam menghadapi berbagai problem sosial. “Kami berharap ke depan Ribath Imam Al-Ghazali dapat menyelenggarakan kegiatan yang lebih besar, lebih terstruktur, dan melibatkan lebih banyak pihak. Semoga kepedulian sosial semakin tumbuh sehingga masalah-masalah di masyarakat bukan hanya diperbincangkan, tetapi benar-benar diatasi dengan langkah konkret,” tutupnya.
Dengan dukungan banyak pihak dan semangat kebersamaan, kegiatan bakti sosial Haul XI Ribath Imam Al-Ghazali ini diharapkan mampu menjadi inspirasi bagi lembaga lain untuk terus menebar manfaat, memperkuat ukhuwah, dan menghadirkan kepedulian nyata di tengah masyarakat yang semakin majemuk. (MRF)
