Notification

×

Iklan

Iklan

Transformasi Sampah Plastik Menjadi Solar: Solusi Inovatif dari Asosiasi Bumi dan KKN PKM IAIH Pancor

Sabtu, 22 Maret 2025 | Maret 22, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-03-29T14:48:21Z



kpiiaihpancornews.com - Inovasi nyata untuk mengatasi permasalahan limbah plastik hadir di Dusun Dasan Reban, Desa Bagek Payung Selatan, Kecamatan Suralaga. Asosiasi Bumi berkolaborasi dengan Kelompok KKN-PKM IAIH Pancor menyelenggarakan "Peragaan dan Sosialisasi Alat Konversi Plastik Menjadi Solar". Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi masyarakat setempat untuk mendapatkan solusi langsung atas permasalahan limbah anorganik, terutama plastik jenis Low Density Polyethylene (LDPE).


Plastik LDPE, seperti kantong plastik sekali pakai, menjadi momok lingkungan yang sulit terurai. Dengan harga jual yang hanya Rp 100 per kilogram di Bank Sampah, banyak plastik jenis ini berakhir di TPA. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dari 27.631 Bank Sampah yang tersebar di Indonesia, masih ada 3,2 juta ton sampah plastik yang tidak terkelola setiap tahun.


Lebih dari sekadar peragaan, kegiatan ini mengusung semangat inovasi dan kemandirian. Peserta diperkenalkan pada teknologi reaktor pirolisis sederhana yang mampu mengonversi plastik menjadi solar. Teknologi ini menawarkan alternatif ramah lingkungan, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, sekaligus menyelesaikan persoalan sampah plastik secara langsung di tingkat komunitas.


Dalam kesempatan ini, Ketua Asosiasi Bumi Mashum menyampaikan harapannya terhadap kegiatan ini menjadi pemantik gerakan ekologis berbasis masyarakat.


"Dengan adanya teknologi ini, masyarakat dapat mengolah limbah plastik menjadi energi yang bermanfaat. Inisiatif ini juga menjadi bentuk nyata dari pendekatan ekologi sosial yang melibatkan masyarakat secara langsung," ujar Mashum (22/03/2025)


Salah satu peserta Hifzal seorang pemuda lokal, mengungkapkan kami sangat senang dengan adanya peragaan alat ini.


"Dengan teknologi pirolisis, kami bisa melihat bahwa sampah plastik yang selama ini menjadi beban, ternyata bisa bernilai ekonomis dan bermanfaat. Semoga ini terus berlanjut dan mendapat dukungan lebih luas," tuturnya.


Selain sosialisasi teknologi, peserta juga diajak berdiskusi mengenai pentingnya integrasi antara Bank Sampah dan pengelolaan limbah berbasis energi. Para peserta menyoroti pentingnya dukungan pemerintah dalam penyediaan alat dan pendanaan agar inovasi ini dapat diterapkan secara lebih luas.


Kegiatan ini juga menyoroti pentingnya peran pemerintah dalam mendukung inovasi lokal. Program Zero Waste yang pernah digalakkan di masa pemerintahan Zul-Rohmi dinilai belum optimal dalam menyelesaikan permasalahan limbah plastik. Dukungan berupa bantuan alat, pendanaan, serta pelatihan teknologi pengolahan limbah di tingkat desa menjadi kunci dalam memperkuat sistem pengelolaan limbah berkelanjutan.


Dengan adanya peragaan ini, Asosiasi Bumi dan KKN-PKM IAIH Pancor berharap masyarakat dapat mengambil langkah nyata dalam membangun komunitas ekologis yang peduli lingkungan. Teknologi pirolisis bukan hanya menjadi solusi sementara, melainkan awal dari perubahan besar menuju pengelolaan limbah yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan. (***)

×
Berita Terbaru Update